Main Article Content

Wulan Purnama Sari
Debby Handayati Harahap
Mgs. Irsan Saleh

Dismenore merupakan keluhan yang sering dialami pada wanita usia muda. Dismenore dalam berbagai tingkatan dapat menimbulkan dampak ringan hingga berat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderita cenderung mencari pengobatan untuk menghilangkan keluhan dismenorea.Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) adalah pengobatan utama dismenore.OAINS terbukti efektif menghambat enzim siklooksigenase yang menyebabkan penurunan produksi prostaglandin sehingga mengurangi ketidak nyamanan pada dismenore. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi penggunaan OAINS sebagai pereda dismenore di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2014-2016. Jenis penelitian yang digunakanbersifat deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya angkatan 2014-2016 yang mengalami dismenore. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling. Data dideskripsikan untuk mengetahui prevalensi penggunaan OAINS sebagai pereda dismenore di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2014-2016. Terdapat 244 responden yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari usia 20 tahun pada 88 orang (36,1%), usia ≥ 21 tahun pada 86 orang (35,2%), dan usia ≤ 19 tahun 70 orang (28,7%). Prevalensi penggunaan OAINS sebesar 53,7% (131 responden) dengan efek samping minimal (4,6%) berupa nyeri ulu hati. Distribusi jenis OAINS sebagai berikut: asam mefenamat (74,8%), ibuprofen (18,3%), asetosal (6,1%), dan Na diklofenak (0,8%). Penggunaan OAINS adalah pilihan pengobatan utama (53,7%) sebagai pereda dismenore dengan efek samping minimal.

Keywords: dismenore OAINS