Efek Hepatoprotektif Teripang Emas (Stichopus variegatus) pada Tikus Jantan Dewasa Galur Wistar yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik
Main Article Content
Teripang emas (Stichopus variegatus) sejak abad 18 secara empirik telah dimanfaatkan sebagai makanan dan obat oleh
masyarakat Asia dan Timur Tengah termasuk Indonesia. Banyak penelitian in vitro yang menganalisa kandungan gizi
dan zat aktif teripang emas, namun masih sedikit penelitian khasiat teripang emas secara in vivo. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji potensi teripang emas (Stichopus variegatus) sebagai agen hepatoprotektor terhadap kerusakan
hati akibat parasetamol. Tikus (Rattus norvegicus) jantan dewasa galur wistar sebanyak 32 ekor secara acak dibagi 4
kelompok perlakuan untuk diinduksi parasetamol 250 mg/kg BB kemudian diberi aquades dan serbuk kering teripang
emas pada dosis 10,8; 21,6 dan 32,4 mg/200g BB selama 12 hari dengan pemberian tiga kali sehari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar SGOT dan SGPT tidak berbeda signifikan antara kontrol dan perlakuan. Hasil pengamatan
histopatologi menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami perbaikan sel hepar lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol dengan parameter persentase nekrosis (7,50%), perlemakan (1,25%) dan regenerasi sel (17,50%).
Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian teripang emas tidak efektif mencegah kerusakan hati akibat
induksi parasetamol dengan parameter kadar SGOT dan SGPT, tetapi efektif memperbaiki struktur sel hepar dengan
parameter persentase nekrosis, persentase perlemakan dan persentase regenerasi sel.