Main Article Content

Rahmayani
Hasri Salwan
Achirul Bakri
Syarif Husin

Salah satu tatalaksana diare menurut WHO adalah pemberian zinc. Zinc berperan memelihara integritas mukosa usus
dan memperbaiki sistem imunitas. Probiotik terbukti efektif dalam saluran cerna. Probiotik menginduksi kolonisasi dan
pertumbuhan flora normal di usus, mencegah perlengketan bakteri patogen pada mukosa, dan mengaktivasi sistem
imun. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efektifitas pemberian kombinasi zinc dan probiotik terhadap lama diare
dan frekuensi BAB pada penderita diare akut selama perawatan di rumah sakit. Penelitian ini merupakan uji klinik acak
tersamar ganda (double blind) terhadap anak usia 6-59 bulan yang dirawat di bangsal anak RSUP dr. Moh. Hoesin
Palembang dari bulan Juni-November 2011. Penderita dibagi menjadi dua kelompok, kelompok yang mendapat zinc
20mg/hari dan probiotik (2x109
cfu/gr lactobacillus acidophilus dan bifidobacterium lactis) dan kelompok yang
mendapat zinc 20 mg/hari dan plasebo. Terdapat 56 penderita yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian terdiri
dari laki-laki sebanyak 35 orang (62,5 %) dan 21 perempuan (37,5%). Umur rerata pada penelitian ini adalah 16,8 bulan
dimana rerata pada kelompok zinc+plasebo adalah 15,6+7,4 bulan dan 18,14+12,3 bulan pada kelompok
zinc+probiotik. Rerata lama diare pada kelompok zinc+probiotik 43,23+24,69 jam vs 47,12+32,27 jam pada kelompok
zinc+plasebo (p=0,61). Rerata frekuensi BAB di RS pada kelompok zinc+probiotik 4,26+2,42 vs 4,19+2,97 kali/hari
pada kelompok zinc+probiotik (p=0,61). Lama diare dan frekuensi BAB pada kelompok suplementasi zinc+probiotik
tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok zinc+plasebo.

Keywords: daire akut zinc probiotik