Main Article Content

M. Novran Chalik
Ferry Usnizar
Tri Suciati

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab pertama seluruh kematian di Indonesia.Berdasarkan cardiac biomarker,
PJK dibagi menjadi dua, yaitu IMA dan non-IMA. Pemeriksaan penanda biokimia jantung, yaitu enzim CK-MB
merupakan suatu cara untuk mendeteksi infark miokard akut (IMA) secara cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar CK-MB pasien penyakit jantung koroner yang dirawat-inap di bagian penyakit dalam RSMH
Palembang periode Januari-Desember 2012 berdasarkan waktu pengambilan darah.Penelitian ini merupakan penelitian
deksriptif observasional terhadap 56 pasien PJK di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang. Sampel penelitian
diambil dari data rekam medis pasien rawat-inap yang mendapatkan tes CK-MB pada periode Januari-Desember
2012.Pasien PJK terbanyak berjenis kelamin pria (66,1%), kelompok usia 45 sampai dengan 64 tahun (69,6%), dan
yang menderita IMA (80,4%) lebih banyak daripada non-IMA (19,6%). Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat pada
jam ke-3, mencapai kadar puncak pada jam ke-21, dan kembali ke nilai normal pada jam ke-48. Kadar CK-MB
ditemukan lebih tinggi pada pasien pria dibandingkan wanita dan pada pasien kelompok usia 65 sampai dengan diatas
75 tahun dibandingkan kelompok usia di bawah 44 sampai dengan 64 tahun.Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat
pada jam ke-3, mencapai puncak pada jam ke-21, dan kembali normal pada jam ke-48. Pasien berjenis kelamin pria dan
kelompok usia 65 sampai dengan di atas 75 tahun memiliki kadar CK-MB lebih tinggi.

Keywords: PJK IMA Kadar CK-MB