Uji Diagnostik Skoring Centor Modifikasi pada Penderita Faringitis Akut Streptokokus Beta Hemolitikus Grup A
Main Article Content
Penilaian klinis tanpa konfirmasi laboratoris dapat menyebabkan estimasi yang berlebihan pada kasus faringitis Streptokokus
Beta Hemolitikus grup A (SBHGA). Oleh karena itu, pemberian antibiotika yang tidak rasional sering ditemukan pada kasus ini.
Skoring Centor modifikasi merupakan alat diagnostik berupa sistem penilaian klinis untuk memprediksi faringitis SBHGA.
Penggunaannya diharapkan dapat mereduksi pemakaian antibiotika yang tidak perlu dan mencegah efek samping akibat
pemakaian antibiotika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas skoring Centor modifikasi dalam
mendiagnosis faringitis SBHGA dibandingkan dengan Rapid Strep A Detection Test (RADT). Uji diagnostik telah dilakukan di
poliklinik THT-KL RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sejak bulan November 2012 sampai Februari 2013 pada penderita
faringitis akut usia >3 tahun. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam penelitian. Beberapa
tahapan yang dilakukan adalah anamnesis dan pengisian kuisioner, pemeriksaan fisik dan penentuan skoring serta pengambilan
usap tenggorok untuk pemeriksaan Strep A rapid test strip. Semua data dicatat, dikoding dan dianalisis menggunakan piranti
lunak SPSS versi 19 dan MedCalc versi 12.0.Lima puluh empat penderita usia >3 tahun diikutsertakan dalam penelitian.
Karakteristik umum hasil penelitian didapatkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan (53,7%) dengan usia
terbanyak pada kelompok usia 15-44 tahun (55,6%) dengan status gizi normal (94,4%). Penelitian ini menunjukkan bahwa
karakteristik gejala klinis berupa keluhan nyeri tenggorok ditemukan pada semua subyek (100%), demam 74,1%, sakit kepala
64,8%, mialgia 27,8%, malaise 24,1%, coryza 14,8% dan sebanyak 75,9% tidak ada keluhan batuk. Semua subyek mengalami
karakteristik tanda klinis berupa faring hiperemis dan tidak adanya eksantema (100%) sedangkan ptekie di palatum sebesar
70,4%, edema tonsil 75,9% eksudat faring 72,2% dan pembengkakan kelenjar getah bening leher anterior 55,6%. Dari penelitian
didapatkan 3 orang penderita (5,56%) dengan faringitis SBHGA. Skor >4 diperoleh sebagai titik potong optimal dengan
sensitivitas sebesar 100% (IK 95% 29,24 sampai 100%), spesifisitas 100% (IK 95% 93,02 sampai 100%), nilai duga positif
sebesar 100% (IK 95% 29,21 sampai 100%) dan nilai duga negatif sebesar 100% (IK 95% 93,02 sampai 100%).Skoring Centor
modifikasi dapat digunakan untuk mendiagnosis faringitis SBHGA dengan sensitivitas dan spesifisitas 100% dimana 100%
penderita faringitis SBHGA memiliki skoring >4 dan 100% penderita faringitis nonSBHGA bila skoring ≤4.