Main Article Content

Afkur Mahesa Nasution
M.T. Kamaluddin
Theodorus

Selama ini pengobatan inflamasi umumnya didominasi oleh obat-obat AINS (Antiinflamasi Nonsteroid). Penggunaannya yang kerap tidak tepat dapat memunculkan keluhan-keluhan berupa gangguan pencernaan, hati, dan ginjal. Saat ini, penelitian yang bertujuan untuk mencari alternatif pengobatan inflamasi yang bersumber dari bahan alami sudah banyak dilakukan. Ekstrak air daun Mali-mali (Leea indica) mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, tannin, alkaloid, dan saponin. Kandungan flavonoid ini yang diduga berperan pada proses antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak air daun Mali-mali sebagai antiinflamasi. Penelitian eksperimental, in vivo dengan metode Pre-test and Post-test. Penelitian dilakukan sejak 27 Desember 2016 sampai 7 Januari 2017 di Laboratorium Bio Sains Riset. Sampel berupa 30 ekor tikus putih jantan yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan menggunakan Kalium Diklofenak sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif, serta ekstrak air daun Mali-mali (Leea indica) yang dibagi ke dalam 3 konsentrasi dosis, yaitu: 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB dan 400 mg/KgBB. Uji antiinflamasi dilakukan dengan cara membandingkan jumlah leukosit darah tikus sebelum dan sesudah diberi perlakuan.Ekstrak air daun Mali-mali (Leea indica) mempunyai efek antiinflamasi dimulai dari dosis terkecil 100 mg/KgBB sampai dosis terbesar 400 mg/KgBB. Uji kesetaraan menunjukkan ekstrak air daun Mali-mali 16,514 mg/KgBB setara dengan 5,56 mg/KgBB Kalium Diklofenak.Ekstrak air daun Mali-mali (Leea indica) mempunyai efek antiinflamasi, dilihat dari jumlah leukosit darah tikus yang turun setelah diberikan perlakuan.

Keywords: Antiinflamasi Mali-mali TIkus putih jantan