Prevalensi Abses Leher Dalam di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2015
Main Article Content
Abses leher dalam merupakan kumpulan nanah yang terdapat di dalam ruang-ruang yang terbentuk oleh fasia-fasia
leher. Abses terjadi akibat komplikasi dari infeksi tonsil, infeksi saluran nafas, infeksi gigi dan periodontal dan
diperparah oleh penyakit diabetes melitus dan imunodefisiensi. Gejala klinik yang dapat ditemukan pada pasien abses
leher dalam juga beragam.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi prevalensi abses leher dalam di RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2012-31 Desember 2015.Jenis penelitian ini adalah deskriptif
observasional. Data sampel penelitian diambil dari rekam medik pasien abses leher dalam yang dirawat inap di RSUP
dr. Mohammad Hoesin Palembang pada 1 Januari 2012-31 Desember 2015. Didapatkan 26 kasus yang memenuhi
kriteria inklusi yang kemudian dideskripsikan menggunakantabel distribusi frekuensi.Dari 26 kasus yang diteliti, pasien
abses leher dalam paling banyak (65,4%) adalah laki-laki, (26,9%)20-29 tahun, dengan tiga gejala klinik terbanyak
(80,8%)adalah bengkak, (73,1%)odinofagia, dan(69,2%) demam. Abses leher dalam paling banyak(46,2%) terjadi di
ruang submandibula dan (69,2%)disebabkan oleh infeksi odontogenik. Jarang dilakukan (15,3%)kultur pada abses leher
dalam dengan hasil kultur paling banyak(75%) adalah Klabsiella pneumoniae. 23,1% kasus terdapat penyakit diabetes
melitus dan tidak ada yang memiliki penyakit immunodefisiensi.Abses leher dalam paling banyak ditemukan pada lakilaki, usia 20-29 tahun, dengan gejala bengkak, demam, dan odinofagia, terjadi di ruang submandibula dan disebabkan
oleh infeksi odontogenik.